The Extraordinary Lombok! (#Part 3)

Hari Ketiga – Main Air di 3 Gili…

Gayss, saya lupa kalau kado ultah saya dari suami yaitu mini kamera yang lagi hits, Xiaomi Yi. Kayaknya dia kadoin ini karena momen kita mau jalan-jalan juga sih hahaha. Ya, apapun itu thankies banget pak suamikkk (Kiss banyaakk :*).

IMG_9150

Hari ketiga ini kami bangun lebih pagi karena sudah niat mau main air alias snorkeling. Di Gili Trawangan banyak banget kios-kios open trip untuk snorkeling. Kami hampiri satu per satu, lalu akhirnya ketemu yang cocok yang bisa sekali mengayuh tiga Gili terlampaui. Harga per orang sudah termasuk sewa alat Rp 100.000 (tidak termasuk makan siang). Murah kan? Apalagi kami bisa snorkeling di 3 lokasi sekaligus yakni Gili Trawangan, Gili Meno dan Gili Air.

Perjalanan laut pun dimulai, dari sekian banyak turis yang ada di kapal/boat  tersebut hanya kami yang lokal. Ohya, kapalnya juga dibuat khusus karena di bagian bawahnya dipasang kaca, jadi beberapa kali kapal sempat berhenti agar kami bisa lihat dari kaca tersebut, keindahan bawah laut Gili.

IMG_9720

It’s time to NYEMPLUNG! Hmm, bisa dikatakan saya menjadi peserta terakhir yang loncat ke laut. Sementara wisatawan lain sudah berenang-renang di sekitaran mengikuti sang guide agar berkesempatan untuk bisa melihat penyu yang katanya hits banget di Gili.

Dan, yak! saya heboh banget karena takut tenggelam, jadi meski sudah pakai pelampung tetep histeris kalau jauh-jauh dari pegangan suami (alesan aja biar dipegangin terus :p). Kasihan sih karena lihat pak suami juga saya paksa untuk terus pakai pelampung, padahal dia bisa berenang. Tapi lagi-lagi karena saya, suami juga gak berani jauh-jauh berenang, hahaha. Kasihan kan, padahal dia kepingin banget ikutin guide buat lihat penyu dan foto-foto bersama si penyu -meski mustahil. Huhu, maafin saya ya pak suamik.

Kurang lebih satu jam snorkeling di titik terbaik –katanya, kami naik ke atas kapal dan lanjut ke Gili Meno. Setiba di Gili Meno, semua orang di kapal bergegas lanjut snorkeling lagi. Karena saya lelah, jadi saya memutuskan untuk beristirahat di atas kapal saja sementara suami akhirnya bebas dari ke alay-an saya dan memutuskan untuk snorkeling bersama turis lain, hahaha.

Puas bermain di Gili Meno, kapal lanjut merapat di Gili Air. Disana, kami beristirahat untuk makan siang.

IMG_9149

Istirahat kurang lebih 1,5-2 jam, kami kembali ke kapal. Si Guide sempat bertanya apakah masih ada yang ingin snorkeling di Gili Air? Beberapa turis asing menjawab “YA”. Akhirnya kapal kembali berhenti di titik terbaik untuk snorkeling di Gili Air. Otomatis, mereka yang menjawab ya, langsung bergegas lompat ke laut. Sementara saya dan suami sudah kelelahan, selain itu kami juga takut perut bergejolak karena baru saja selesai makan.

Ngomong-ngomong ya, menurut saya, terumbu karang di Lombok masih kalah bagus dengan Belitung yang jelas-jelas pancaran cahayanya terang sekali. Tapi, ya tidak tahu juga mungkin saat snorkeling di Gili ini, memang momennya tidak tepat atau tidak pas saja. Kan tahu sendiri, traveling itu ada waktu baik dan buruknya loh.

Akhirnyaaa, sekira pukul 4 sore kami sudah tiba kembali di Gili Trawangan. Saya dan suami langsung bergegas menuju penginapan untuk mandi dan istirahat karena rasanya tenaga benar-benar terkuras saat snorkeling tadi. Tapi, sempat juga main sebentar di kolam renang resort.

Malamnya, kami putuskan untuk dinner di resto yang disediakan di resort saja. Memang cukup mahal, untuk porsi berdua saja bisa mencapai Rp 400 ribu. Soal rasa, gak jauh beda sama seafood pasar rakyat. Tapi apa daya, kami rasanya sudah lelah seharian bermain air tadi.

Hari Keempat – Kembali ke Jakarta…

Tiba saatnya pulang. Tapi sebelum waktu check out tiba, kami luangkan waktu untuk mengitari Gili Trawangan dengan Cidomo. Cukup sengit untuk urusan tawar menawar, maklum ya ibu-ibu komplek begini memang :)) akhirnya dapatlah angka Rp 180.000 (sebelumnya bapak ini meminta Rp 250.000) untuk mengitari Gili Trawangan dengan catatan tidak banyak berhenti dan turun.

IMG_9165

Sebelum meninggalkan Gili Trawangan kami juga sempat mengabadikan momen di depan tulisan khas Gili Trawangan. Katanya sih, wajib banget foto disini sebagai bukti kalau kamu sudah pernah ke Gili Trawangan.

IMG_9163

Waktu liburan sudah selesai. Saatnya kembali ke kenyataan pahit, kembali ke Jakarta yang full of stress. Sedihnya karena liburan telah usai, kami harus kembali menyebrang ke Pelabuhan Bangsal dan sudah tampak dari kejauhan bapak driver telah lama menanti (Iihh lebayy, padahal si bapak hanya nunggu 10-15 menitan saja kok, hahaha). Dengan sigap dan setia beliau juga mengantarkan kami ke pusat oleh-oleh sebelum menuju ke bandara. Kami sempatkan juga untuk makan siang bersama di resto depan bandara. Ohya, tarif sewa mobil di Lombok sekisar Rp 450-500 ribu ya gayss, itu sudah termasuk driver dan BBM.

Baiklah, waktu menunjukkan pukul 5 sore. Let’s go back to Jakarta. Entah kapan lagi bisa piknik ke Lombok. Tapi terus terang, saya tak sabar rasanyanya untuk bisa kembali ke Lombok lagi bersama kekasih hati seumur hidup ini (Ciaelaaahh). Aamiin ya Allah.

Bhayyyy Lombok! See you again!

Leave a comment